METODE
PENELITIAN
Penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif. Penelitian
kualitatif sering pula disebut metode etnografik, metode fenomenologis,
atau metode impresionistik, dan lain-lain atau istilah yang sejenis.
Metode Kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan grounded theory,
yakni teori yang timbul dari data bukan dari hipotesis-hipotesis seperti dalam
metode kuantitatif. Atas dasar itu penelitian bersifat generathing
theory bukan hypothesis-testing, sehingga yang dihasilkan berupa
teori subtantif[1].
Penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri pokok, yaitu :
1.
Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah
sebagai sumber data langsung.
Situasi
pendidikan baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat, sebagaimana
adanya (alami) tanpa dilakukan perubahan dan intervensi oleh peneliti,
merupakan objek bagi penelitian kualitatif. Peristiwa-peristiwa yang terjadi
dalam situasi pendidikan terutama pristiwa sosial, dalam arti intraksi manusia,
seperti intraksi siswa-siswa, siswa - guru, guru – guru, siswa – lingkungan,
merupakan kajian utama pemelitian kualitatif.
2.
Penelitian
kualitatif sifatnya deskriptif analitik.
Data yang diperoleh dari penelitian
kualitatif seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, cuplikan
tertulis dari dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian,
tidak dituangkan dalam bentuk dan bilangan statistik.
3.
Tekanan penelitian kualitatif ada pada proses bukan pada
hasil.
Seperti telah
disinggung pada nomer 2 bahwa dalam penelitian kualitatif, data dan informasi
yang diperlukan berkenaan dengan pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana.
Pertanyaan-pertanyaan di atas mengungkap suatu proses bukan hasil dari suatu
kegiatan.
4.
Penelitian kualitatif
sifatnya Induktif.
Penelitian kualitatif
tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan, yakni fakta empiris
atau induktif. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses
atau penemuan yang terjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan
dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut.
5.
Penelitian kualitatif mengutamakan makna.
Penelitian
kualitatif mengutamakan kepada bagaimana orang mengartikan hidupnya, dalam
pengertian participant perspectives, makna yang diungkap berkisar pada asumsi-asumsi
apa yang
dimiliki orang mengenai hidupnya. Misalnya penelitian dalam bidang pendidikan,
memusat pada pandangan orang tua mengenai mutu pendidikan[2].
Adapun jenis-jenis metode penelitian yang penulis gunakan adalah :
A.
Jenis dan
Pendekatan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana
pendidikan Islam berbasis leadership, entrepreneurship dan spiritual
harus ditemukan sesuai dengan butir-butir rumusan masalah dan tujuan
penelitian, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
menggunakan jenis penelitian lapangan (field research), yaitu metode
yang mempelajari fenomena dalam lingkungannya yang alamiah.[3]
Oleh karena itu, obyek penelitiannya adalah obyek di lapangan yang sekiranya
mampu memberikan informasi tentang kajian penelitian. Maka, peneliti terjun
secara langsung ke Pondok Pesantren Al-Mawaddah untuk mengetahui bagaimana
implementasi pendidikan Islam tersebut.

Secara umum penelitian kualitatif adalah
suatu proses penelitian yang dilakukan dengan mendiskripsikan apa yang ada di
dalam lapangan dengan instrument utam peneliti itu sendiri[6].
Jadi Tujuan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara intensif
tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan sesuatu unit
sosial, individu kelompok, lembaga atau masyarakat. Sedangkan jika ditinjau
dari tujuan penelitian, jenis penelitian ini adalah penelitian dasar, yaitu
dengan pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian dan keingintahuan
terhadap hasil suatu aktifitas. Perhatian utama dalam penelitian ini adalah
kesinambungan dan integrasi dari ilmu dan filosofi.[7].
Dalam penelitian kualitatif ini akan mengungkapkan dan memahami makna
yang sesungguhnya di balik makna Pendidikan Islam berbasis Entrepreurship, Leadership
dan Spiritual di Pondok Pesantren Al-Mawaddah Jekulo – Kudus.
B. Sumber
Data
Bila dilihat dari sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer
adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya melalui wawancara langsung dengan kiyai, pengurus, atau santri.
Sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.[8]
C. Lokasi
Penelitian
Penulis dalam kesempatan ini mengambil
lokasi penelitian di Pondok Pesantren Al-Mawaddah Honggosoco 06/02 Jekulo –
Kudus karena letaknya yang mudah dijangkau, strategis dan juga di situ terdapat
masalah yang penulis bahas yaitu tentang : Modernisasi pendidikan pesantren : pendidikan
Islam berbasis Entrepreurship, Leadership
dan Spiritual.
D. Instrumen
Penelitian
Dalam Penelitian kualitatif, yang
menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti
kualitatif sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informasi sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,
menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan
atas temuannya.[9]
Peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti
kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke lapangan.
Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap
pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang
diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian, baik secara
akademik maupun logistiknya.[10]
Peneliti melakukan penelitian dengan
menetapkan fokus penelitian berdasarkan keseluruhan situasi sosial yaitu
meliputi tempat, pelaku, dan aktifitas. Tempat yang dijadikan fokus penelitian
adalah Pondok Pesantren Al-Mawaddah Jekulo – Kudus.
E. Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.[11]
Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah sebagai
berikut:
a.
Observasi
Partisipatif.
Dalam hal ini peneliti menggunakan
observasi partisipasi pasif (Passive Participant). Partisipasi pasif
artinya peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak
ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.[12]
Peneliti melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya kegiatan pembelajaran
yang terkonsep dalam kurikulum dengan tanpa mempengaruhi kegiatan pembelajaran
yang sedang berlangsung sehingga kegiatan pembelajaran tetap berjalan secara
alami dan apa adanya.
b.
Wawancara
Mendalam
Wawancara adalah sebuah dialog
yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.[13] Dengan kata lain, bahwa interview/wawancara
yang dimaksudkan untuk merekam data-data tertulis yang berfungsi sebagai data
sangat penting untuk bahan analisis. Wawancara ini dilakukan terhadap narasumber/informan yang bersangkutan
dengan penelitian. Metode ini peneliti gunakan untuk menambah, memperkuat dan
melengkapi data hasil observasi. Wawancara
semiterstruktur digunakan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka,
dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.[14]
Untuk memperoleh tambahan informasi
mengenai masalah pendidikan Islam berbasis leadership, entrepreneurship dan
spiritual, peneliti melakukan wawancara dengan kiyai, pengurus pondok
pesantren dan peserta didik (santri) adalah orang yang terlibat langsung dalam
sistem tersebut.
c.
Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar,
atau karya-karya monumental dari seseorang. Hasil penelitian dari observasi
atau wawancara, akan lebih kredibel kalau didukung oleh sejarah pribadi di masa
kecil, di sekolah, di masyarakat, autobiografi, dan foto-foto atau karya tulis
akademik dan seni yang telah ada.[15]
Metode dokumentasi
ini digunakan untuk mendapatkan data tentang pendidikan
Islam berbasis leadership, entrepreneurship dan spiritual. Metode dokumentasi dapat dilakukan dengan mengambil data dari hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar,
majalah, internet, dan sebagainya.[16]
Metode dokumentasi dipakai peneliti
dalam mengumpulkan data mengenai kondisi umum wilayah penelitian, struktur
kepengurusan dan tujuan pondok pesantren. Data tersebut berasal dari arsip Pondok
Pesantren Al-Mawaddah. Sedangkan untuk mendokumentasikan peneliti menggunakan
alat bantu arsip buku dan kamera.
d.
Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data,
triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data yang telah ada. Bila
peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya
peneliti melakukan pengumpulan data yang sekaligus menguji kredibilatasnya,
yakni mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan
berbagai sumber data.[17] Dengan teknik triangulasi, peneliti
mengumpulkan data dengan jalan menggunakan teknik pengumpulan data yang
berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama, peneliti menggunakan
observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama
dengan bersama-sama.
Metode
observasi, wawancara, dan dokumentasi peneliti gunakan dengan memadukan
ketiganya untuk memperoleh data dari berbagai sudut pandang. Untuk mengetahui pendidikan
Islam berbasis leadership, entrepreneurship dan spiritual,
peneliti melakukan observasi terhadap tingkah laku siswa, melakukan wawancara
dengan pengurus pondok pesantren, santri, dan orang tua santri serta didukung
dokumentasi foto yang berada di pondok pesantren.
F. Uji
Sahnya Data
Dalam
pengujian/pemeriksaan sahnya data, metode penelitian kualitatif memiliki beberapa
istilah antara lain :
1.
Uji
Credibility ( Validitas internal )
Dalam uji credibility data atau
kepercayaan terhadap data terdapat bermacam-macam pengujiannya antara lain
dilakukan dengan perpanjangan, pergantian, peningkatan, ketelitian dalam
penelitian, tringulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative
dan member check.[18]
2.
Uji
Transferability ( Validitas
Eksternal )
Transferability ini
merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal
menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian
kepopulasi di mana sampel tersebut diambil.
Oleh karena itu supaya orang lain dapat
memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan
hasil penelitian tersebut maka penelitian dalam membuat laporannya harus
memberikan uraian yang rinci, jelas, sistuntis dan dapat dipercaya. Dengan
demikian pembaca menjadi jelas atas hasil penelitian tersebut, sehingga dapat
memutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut
ditempat lain.
3.
Uji
Debendability ( Reabilitas )
Dalam penelitian kualitatif, uji
debendability dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses
penelitian.[19]
caranya dilakukan oleh auditor yang independent atau pembimbing untuk mengaudit
keseluruhan aktifitas peneliti dalam melakukan penelitian.
4.
Uji
Konfirmability ( Obyektivitas )
Uji konfirmability mirip dengan
uji debendability sebagai pengujiannya dapat dilakukan secara bersama.
Menguji confirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan
dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dalam
proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi
standar confirmability.[20]
Dalam penelitian ini, pengujian
kredibilitas data dilakukan melalui:
a.
Perpanjangan
pengamatan
Pada tahap awal peneliti memasuki
lapangan, peneliti masih dianggap
orang asing, masih dicurigai, dan mungkin masih banyak yang dirahasiakan.
Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data yang
telah diberikan selama ini merupakan data yang sudah benar atau tidak. Bila
data yang diperoleh selama ini setelah dicek kembali pada sumber data asli atau
sumber data lain ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi
yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya.
b.
Meningkatkan
Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut, maka kepastian
data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
Pengujian kredibilitas dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan
dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil penelitian secara cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan kekurangannya.
Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat memberikan
deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.
Sebagai bekal
peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian
atau dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini,
maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan
untuk memeriksa data yang ditemukan itu dipercaya atau tidak.[21]
Dengan teknik ini, peneliti mengoreksi
kembali data-data mengenai perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi kurikulum yang diperoleh dari hasil penelitian.
c.
Member
Check
Member
check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data.
Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh
sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.[22]
d.
Menggunakan
Bahan Referensi
Yang dimaksud dengan bahan referensi
adalah adanya pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.[23]
Untuk menguatkan penelitian, peneliti memperkuat hasil penelitian dengan gambar
foto-foto yang diambil peneliti selama proses penelitian.
G. Analisis
Data
Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif
adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh
selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis.[24]
Mengikuti konsep yang diberikan Milles dan Huberman. Miles dan Hubermen
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus-menerus pada setiap tahapan penelitian
sehingga tuntas dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis data ini
meliputi:
a.
Data
reduction (reduksi data)
Dalam melakukan penelitian dapat
berkembang permasalahannya dan data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak
jumlahnya. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.[25]
Reduksi data akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan lebih mempermudah
peneliti dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya.
Dalam perjalanan penelitian, peneliti
mendapatkan data yang cukup banyak dan mengalami kesulitan dalam menjadikannya
dalam suatu hubungan utuh dan sesuai dengan rencana pembahasan. Untuk itu data
yang telah terkumpul dipilah-pilah dan yang melebar dari pembahasan tidak
digunakan.
Mereduksi data berarti merangkum data,
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya dan membuang data yang tidak perlu. Dengan demikian, akan
memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai data yang benar-benar diperlukan
dan mempermudah penulis dalam melakukan pengumpulan data selanjutnya.
Dalam hal ini penulis merangkum hal-hal
yang akan diteliti yaitu mengenai pendidikan Islam di Pondok Pesantren Mawaddah
Jekulo - Kudus, sehingga ketika masuk di lapangan peneliti akan mudah dalam
melakukan penelitian karena sudah mempunyai bahan yang akan diteliti.
b.
Penyajian
Data (Data Display)
Setelah melakukan reduksi data, langkah
selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian
data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori. Dalam hal ini Miles dan Hubberman menyatakan yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks
yang bersifat naratif.[26]
Data yang peneliti dapatkan kemudian
disajikan dalam penjelasan naratif serta menganalisisnya dengan cara
menceritakan temuan serta hubungannya dengan teori yang peneliti sajikan dalam
bab II. Jadi, Setelah data dirangkum maka langkah selanjutnya yakni
mengorganisasikan data agar tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin
mudah dipahami
c.
Menarik
kesimpulan atau verifikasi (Conclution drawing/ verification)
Langah ketiga dalam analisis data ini adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah jika tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpuan yang
dikemukakan pada tahap awal didukung dengan bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan
yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel[27].
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
diharapkan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
interaktif, hipotesis atau teori[28].
[1] Nana Sudjana, et.al., Penelitian
dan Penilaian Pendidikan, Penerbit Sinar baru, Bandung, 1989, hlm. 195.
[2] Ibid.,
hlm.197-200.
[3] Dedy Mulyasa, Metologi
Penelitian Kualitatif (paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya,
Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004, hlm.160.
[4] Anselm Strauss, et.al., Dasar-dasar
Penelitian Kualitatif tata Langkah dan Tehnik-Tehnik Teoritisasi Data, Terj.
M.Shodiq dan Imam Muttaqin, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003, hlm.4.
[5] Noeng Muhadjir, Metodologi
Penelitian Kualitatif Edisi Revisi III, Rake Sarasin,
Yogyakarta, 1996, hlm.162.
[6] Mukhamad Saekan, Metodologi
Penelitian Kualitatif, Nora Media Enterprise, Kudus, 2010, hlm. 9
[7] Moh. Nazir, Metode Penelitian, Ghalia
Indonesia, Jakarta, Cet. keempat, 1999, hlm. 30
[8] Sugiyono, Memahami
Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung, 2005, hlm. 62.
[9] Sugiyono,
Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Alfabeta, Bandung, Cet. Ke-7, 2009, hlm. 306
[10] Ibid, hlm.
305
[11] Ibid, hlm.308.
[12] Ibid, hlm.
312.
[13] Suharsimi Arikunto, Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1993, hlm.
191.
[14] Sugiyono, Op. Cit.,hlm. 320
[15] Ibid,
hlm. 329.
[16] Suharsimi Arikunto, Op. Cit.,
hlm.187.
[17] Sugiyono, Op.Cit.,
hlm. 330.
[18] Ibid.,
hlm. 368.
[19] Ibid.,
hlm. 376-377.
[20] Ibid.,
hlm. 378.
[21] Ibid, hlm.
370
[22] Ibid, hlm.
375
[23] Ibid, hlm.
375
[24] Ibid,
hlm.
335
[25] Ibid, hlm.
338
[26] Ibid, hlm.
341
[27]Ibid, hlm. 338-345
[28] Ibid, hlm.
345
0 Komentar untuk " METODE PENELITIAN "