Pemimpinan
Yang Baik Ala Islami
Secara
kodrati karakter manusia terus berkembang dari waktu ke waktu. Banyak orang
mengatakan bahwa karakter seseorang itu terbentuk sedari kecil. Kita memang
tidak mengetahui dengan pasti kapan tepatnya karakter itu mulai berkembang.
Akan tetapi, bisa dipastikan bahwa karakter tidak dapat berubah dengan cepat.
Dari perilaku seseorang, kita bisa menebak karakternya. Seorang yang
berkarakter kuat secara kasat mata biasanya menunjukkan aktivitas, energi,
kemantapan tekad, disiplin, kemauan keras, dan keberanian dalam laku kehidupan.
Dia melihat apa yang ia inginkan lalu mengejarnya serta ia juga menarik orang
untuk mengikutinya. Di sisi lain juga secara kasat mata, orang yang berkarakter
lemah biasanya tidak menunjukkan sifat-sifat tersebut. Ia tidak tahu apa yang
ia inginkan dalam laku kehidupan. Sifatnya tidak terkelola dengan baik,
terombang-ambing dan tidak konsisten. Akibatnya, tidak ada seorang pun yang
bersedia mengikutinya. Hal dasar yang perlu di tanamkan oleh seseorang untuk
mencapai kepemimpinan yang sukses, seorang dituntut memiliki
karakteristik-karakteristik khusus, diantaranya harus bisa menjadi TELADAN,
yaitu:
1) T :
- Tawadhu (Rendah Hati),
Biasanya virus pertama yang
menjangkiti orang yang baru dipercaya sebagai pimpinan adalah ujub atau
sombong, dia merasa paling hebat dan merendahkan / meremehkan orang lain.
Sebagai pemimpin harusnya tetap rendah hati, dapat menghargai orang lain dan
juga menghargai yang dipimpin.
- Tasyauf (Berterima
Kasih)
Ini adalah wujud dari rasa
syukur atas apa yang diberikan. Syukur tidak hanya ditujukan kepada Allah Swt,
tapi juga kepada sesame maunsia. Berterima kasih juga sebagai ungkapan
penghargaan kepada orang lain yang telah berbuat baik kepada kita dan memberi
kontribusi kepada organisasi.
- Ta'awun
(Tolong-menolong)
Seorang pemimpin hendaknya
jangan memposisikan diri sebagai pihak yang berkuasa, bisa memerintahkan dengan
seenaknya, dan bisa marah-marah dengan sepuasnya. Lebih baik budaya tolong
menolong lebih dikembangkan dalam lingkungan organisasi, dalam pelaksanaan
tugas anggaplah atasan menolong bawahan, dan bawahan pun menolong atasannya,
sehingga suasana kerja menjadi lebih kondusif dan menyenangkan.
2) E : Emphati
Dalam suatu organisasi, sangat
wajar kiranya bila terdiri dari berbagai macam orang dengan latar belakang yang
berbeda-beda. Maka dari itu hubungan baik harus tetap dijalin. Kerja sama pun
akan semakin mudah dilakukan jikalau mampu memahami apa yang dialami dan
dirasakan orang lain terlebih pada bawahan. Dalam pengambilan keputusan dan
kebijakan, seorang pemimpin harus mempertimbangkan kondisi anggota organisasi,
sehingga tidak hanya kebijakan akan berjalan sebagaimana mestinya, tetapi juga
memberi kenyamanan bagi semua pihak terlebihnya pada anggota.
3) L : Leadership
Mampu menggerakkan dan
mendayagunakan segala potensi dan sumber daya organisasi untuk kemajuan
oragisasi. Seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan secara teori, kecakapan
dalam kerja sesuai organisasi yang ditanganinya dan wawasan luas teori/praktik
serta kemauan untuk merealisasikan dalam kerja nyata. Seorang pemimpin harus
mampu memahami seluruh isi dan lingkup organisasi yang dipimpinnya seperti dia
memahami dirinya. Pemimpin harus mampu "bertanya, belajar, dan
menindaklanjuti".
Bertanya
untuk mendapatkan umpan balik dan mendapatkan ide-ide baru kemudian belajar
mendengarkan dengan efektif dan melakukan refleksi dari hasil bertanya tersebut
Dari hasil bertanya dan belajar, ditindaklanjuti dengan kerja dan menghasilkan
karya dan kemajuan bagi organisasinya.
4) A : Amanah
Seorang pemimpin harus
menyadari bahwa jabatan adalah kepercayaan yang harus dipertanggungjawabkan
kepada atasan (yang memberi kepercayaan), kepada diri sendiri, dan kepada orang
yang dipimpin. Seorang pemimpin yang baik menunjukkan ketulusan, integritas,
dan keterbukaan dalam setiap tindakannya. Serta Berani mengambil keputusan
dengan segala resikonya. Tidak lempar batu sembunyi tangan atau melempar tanggung
jawab ke orang lain. Lebih penting lagi pemimpin harus mempertanggung jawabkan
di hadapan Allah Swt.
5) D : Demokratis
Perbedaan pendapat merupakan
suatu keniscayaan, sehingga harus dihargai. Pendapat boleh beda tapi kepala
harus tetap dingin. Emosi tidak semestinya diumbar, emosi harus disalurkan pada
hal-hal yang positif, bukan dengan cara marah-marah melulu. Pimpinan tidak
boleh tabu atas kritik yang diungkapkan. Justru dengan kritik membuat pemimpin
dapat memperbaiki diri. Seorang pemimpin yang baik akan memperlakukan semua
orang dengan adil. Ia menunjukkan empatinya dengan bersikap peka terhadap
perasaan, nilai, minat, dan keberadaan orang lain.
6) A : Adil
Seorang pemimpin harus
memposisikan diri di tengah, tidak boleh condong ke salah satu pihak. Jangan
jadikan perasaan suka atau tidak suka (like and dislike) menjadikan pemimpin
bersikap diskriminatif. Prasangka adalah musuh dari keadilan. Seorang pemimpin
yang baik akan memperlakukan semua orang dengan adil. Ia menunjukkan empatinya
dengan bersikap peka terhadap perasaan, nilai, minat, dan keberadaan orang
lain.
7) N : Negosiasi
Rambut sama hitam, tapi isi
kepala (kemauan) bisa berbeda. Seorang pemimpin harus mampu bernegosiasi agar
dalam palaksanaan tugas dapat seiring, sejalan, dan selaras dengan tujuan
organisasi. Bentakan dan teriakan bukanlah cara yang baik dalam mempengaruhi
bawahan. Kemampuan sugesti yang seharusnya lebih ditonjolkan.
0 Komentar untuk " Good leadership Ala Islami "